Translate


Rilis Aplikasi Dapodik PAUD Offline versi 3.4.0


Aplikasi Dapodik PAUD Offline versi 3.4.0 telah dirilis bagi satuan pendidikan yang wilayah kerjanya terkendala untuk menjangkau jaringan internet.
Pada aplikasi versi ini terdapat formulir penilaian kerusakan ruang/bangunan yang telah diperbaharui, mohon pelajari terlebih dahulu panduan penilaian kerusakan bangunan yang kami sediakan pada link berikut https://dapo.paud-dikmas.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/02/Panduan_Kerusakan_Bangunan.pdf
Pengguna yang menggunakan Dapodik Offline dapat beralih menggunakan Dapodik Online dan sebaliknya, berulang-ulang. Ubah metode sinkronisasi melalui Aplikasi Manajemen (http://manajemen.paud-dikmas.kemdikbud.go.id)
Selamat melakukan pendataan, terima kasih.
Tim Dapodik PAUD dan DS


Baca >>
Kedatangan bulan Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2017 ini diprediksi akan berlangsung bareng, seperti tahun 2016. Baik oleh kalangan yang berpegang pada hisab maupun (imkanur) rukyah. Awal puasa Ramadhan akan jatuh pada tanggal 27 Mei 2017, sementara Idul Fitri akan jatuh pada 25 Juni 2017.
“Dengan demikian, warga Muhammadiyah, dan umat Islam se-Indonesia akan memulai shalat tarawih sejak Jum’at malam (26 Mei),” jelas Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Nadjib Hamid MSi, (14/3), seraya menambahkan bahwa puasa tahun ini hanya 29 hari.

Menurut Nadjib, kebersamaan penyambutan awal Ramadhan ini terjadi karena posisi hilal saat ijtimak akhir Sya’ban sudah di atas 4 derajat. “Awal Ramadhan dipastikan bareng karena saat akhir bulan Sya’ban, ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam, dan posisi hilal saat matahari terbenam sudah di atas 4 derajat.”

Dalam perhitungan hisab haqiqi wujudul hilal yang dipedomani oleh Muhammadiyah, disebutkan bahwa ijtimak jelang Ramadhan terjadi pada hari Jum’at, 26 Mei 2017 M pukul 02:46:53 WIB. Tinggi Bulan pada saat terbenam Matahari, di Yogyakarta = +08 derajat 01’ 58’ (hilal sudah wujud).
“Dan di seluruh wilayah Indonesia, pada saat terbenam Matahari itu, posisi rembulan atau bulan sabit  berada di atas ufuk. Sehingga 1 Ramadhan 1438 H jatuh pada hari Sabtu, 27 Mei 2017 M,” tegasnya.

Nadjib menambahkan, kebersamaan juga akan terjadi pada Idul Fitri. “Untuk Idul Fitri, ijtimak jelang Syawal 1438 H terjadi pada hari Sabtu, 24 Juni 2017, pada pukul 09:33:12 WIB.”
Tinggi Bulan pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta adalah 03 derajat 46’ 31’. Artinya, hilal sudah wujud. Dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat terbenam Matahari, posisi rembulan (Bulan) sudah berada di atas ufuk. “Sehingga 1 Syawal 1438 H atau yang lebih dikenal dengan Lebaran Idul Fitri jatuh pada Ahad, 25 Juni 2017,” tegasnya.

Meski demikian, Nadjib tidak menampik jika ada kemungkinan perbedaan hari dan tanggal Idul Fitri ini. Terutama bagi kalangan yang menggunakan metode “rukyah” murni. Sebab, posisi hilal saat matahari terbenam pada tanggal 24 Juni 2017 berada di angka 3 yang mungkin sulit untuk dirukyah secara kasat mata.
“Tapi berdasarkan metode imkanur rukyah, mereka berpandangan bahwa jika posisi hilal sudah berada di atas 2 derajat, maka sudah dinilai masuk bulan baru,” jelas Nadjib.
Perlu diketahui bahwa terdapat dua metode dalam penetapan awal bulan hijriah: rukyah dan hisab. Keduanya berpijak dari Hadits Rasulullah “shumu lirukyatihi wa aftiru lirukyatihi”. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, selain rukyat bil’ain (mata telanjang), juga dilakukan rukyat bil ilmi (rukyat melalui perhitungan ilmiah), yang kini lebih dikenal dengan ilmu hisab atau ilmu falak.

Dalam sistem rukyat bil’ain, atau lazim disebut rukyah saja, mengharuskan seseorang melihat hilal tanggal 29 bulan Qamariyah. Jika hilal dapat dilihat ketika matahari terbenam (saat terjadinya ijtima’), maka malam itu dan keesokan harinya dinyatakan sebagai bulan baru. Jika tidak, disempurnakan (istikmal) menjadi 30 hari.
Sementara dalam hisab, di Indonesia ada dua aliran: haqiqi dan urfi. Hisab urfi adalah sistem perhitungan kalender yang didasarkan pada peredaran rata-rata bulan mengelilingi bumi dan ditetapkan secara konvensional.

Sedangkan hisab haqiqi didasarkan pada peredaran bulan dan bumi yang sebenarnya, bahwa umur tiap bulan tidaklah konstan dan juga tidak beraturan, tergantung posisi hilal setiap awal bulan. Sehingga boleh jadi dua bulan berturut-turut umurnya 29 hari atau 30 hari atau boleh jadi bergantian.
Sejak Muktamar Jakarta (2000), Muhammadiyah memutuskan menggunakan sistem hisab hakiki dengan kriteria wujudul hilal dan mathla’ nasional, yang lebih disempurnakan lagi dalam Munas Tarjih ke-26 di Padang (2003).

Menurut wujudul hilal yang dipedomani oleh Muhammadiyah, bulan baru qamariyah terjadi jika telah memenuhi tiga kriteria yang penggunaannya harus terpenuhi sekaligus. Yakni, telah terjadi ijtima’; Ijtima’ terjadi sebelum matahari terbenam; Piringan/hilal di atas ufuk.
Adapun jadwal imsakiyah bulan Ramadhan tahun 2017 untuk seluruh Jawa Timur, bisa
Sumber
Baca >>

 


 

Assalamu'alaikum bunda...

Tak terasa sebentar lagi bulan Ramadhan hadir di tengah tengah kita.... bulan ini merupakan bulan yang penuh barokah bagi siapa saja yang menjalankan ibadah di dalamnya,,, Oleh karna itu persiapkan semua dengan baik,,, terutama untuk anak anak kita yang sedang belajar mengenal Ibadah di Bulan yang penuh rahmat ini,,,,

Apa saja yang perlu kita persiapkan untuk anak kita dalam menyambut bulan Ramadhan??

berikut saya akan berbagi sedikit persiapan untuk anak dalam menyambut bulan berkah ini....


1. Menyambut ramadhan dengan ceria dan kreatifitas

Aktivitas yang mengasah kreativitas dan imajinasi sangat di sukai oleh anak anak... Kita dapat mengajak anak untuk membuat hiasan dari karton, kertas warna, dan pita yang diberi gambar-gambar lucu, penuh warna, dan tulisan “Marhaban Ya Ramadhan“. atau menghias jadwal kegiatan bulan ramadhan. Mereka akan sangat senang jika karya mereka dipajang di pintu-pintu kamar.
Persiapan ini bisa mulai dilakukan sejak sebulan sebelum puasa agar anak telah benar-benar siap menyambut bulan suci Ramadhan, bulan yang istimewa bagi umat Islam.

2. Menceritakan makna bulan Ramadhan

Saat berkreasi dengan anak,, dapat kita sisipkan cerita cerita tentang apa itu Bulan Ramadhan kepada anak anak. Bagaimana asyiknya saat kita kesil menghadapi ibadah puasa,, ketika menunggu azan maghrib tiba,, merupakan cerita yang sudah sepantasnya menjadi contoh untuk anak kita dalam menjalani puasa.

4. Menyusun jadwal kegiatan Bersama selama Bulan Ramadhan

Tidak semua anak mampu menahan lapar, ada baiknya kita mengajak anak untuk menyusun agenda kegiatan bersama selama bulan Ramadhan. Mengisi waktu puasa dengan berbagai agenda yang menyenangkan membuat anak lupa dengan rasa laparnya.
Anak akan merasa memiliki dan bertanggung jawab karena dilibatkan saat membuat agenda kegiatan bersama. Salah satu kegiatan alternatif yang bisa kita lakukan bersama anak, misalnya memberi makan peliharaan, mengurus kebun, membuat prakarya, dan membaca buku. Agar anak lebih bersemangat menyambut bulan suci Ramadhan, kita bisa mengagendakan menu yang sangat disukai anak untuk berbuka di hari pertama puasa.

5. Mempersiapkan Permainan-Permainan selama Bulan Ramadhan

Fitrahnya, anak-anak menyukai kegembiraan, mereka belajar melalui aktivitas bermain. Sebelum datangnya bulan suci Ramadhan, kita bisa mulai mempersiapkan daftar permainan untuk mengisi waktu luang selama puasa. Hindari permainan yang menguras tenaga di siang hari. Aktivitas permainan yang menguras tenaga dapat membuat anak cepat haus dan lapar. Lebih baik mempersiapkan permainan yang bisa mengasah kecerdasan dan keterampilan serta membuat anak nyaman duduk di dalam rumah. Jika ingin melakukan permainan yang menguras tenaga, tidak masalah, asalkan permainan dilakukan saat mendekati waktu berbuka agar anak tidak merengek karena menahan haus dan lapar terlalu lama.

6. Menjaga Kesehatan Anak

Kesehatan fisik yang prima dibutuhkan anak untuk menyambut Ramadhan. Kita bisa mempersiapkan kondisi fisik anak dengan memberinya makanan yang sehat dan bergizi. Bisa juga dengan menambah makanan suplemen dan vitamin.

Nah bunda bunda sekalian,,, tiada salahnya jika kita mencoba terapkan tips yang saya bagikan ini,,, dan semoga dengan ini anak anak kita dapat menghadapi bulan puasa dengan berbagai ibadah yang penuh berkah dengan lancar,,,, Aamiin
Baca >>
Masa kanak-kanak awal atau bisa disebut juga masa prasekolah merupakan fase perkembangan individu sekitar 2-6 tahun, ketika anak mulai memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai pria atau wanita, dapat mengatur diri dalam buwang air dan mengenal beberapa hal yang di anggap berbahaya atau mencelakakan dirinya. Memberikan gambaran singkat tentang perkembangan fisik, motorik, bicara, emosi, sosial, dan bermain pada awal masa kanak-kanak dan membandingkan perkembangan bidang-bidang ini dengan perkembangan yang berkembang pada masa bayi.  

A.    Ciri- Ciri  Awal Masa Kanak-Kanak
-          Sebutan yang Digunakan Orang Tua
Sebagian besar orang tua mengganggap awal masa kanak-kanak sebagai usia  yang mengundang masalah atau usia sulit. Alasan mengapa masalah perilaku lebih sering terjadi di awal masa kanak-kanak ialah karena anak-anak sedang dalam proses pengembangan kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan yang umumnya kurang berhasil. Sering kali marah tanpa alasan. Anak lebih sering kali bandel, keras kepala dan melawan. Sering kali orang tua juga menganggap masa awal kanak-kanak sebagai usia mainan karena anak menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermain dengan mainannya. Selama tahun prasekolah, taman kanak-kanak, pusat penitipan anak-anak dan kelompok bermain, semuanya menekankan permainan yang memakai mainan. Akibatnya, baik sendiri atau berkelompok, mainan merupakan unsur yang penting dari aktivitas bermain mereka.
-          Sebutan yang Digunakan Para Pendidik
Para pendidik menyebut tahun-tahun awal masa kanak-kanak sebagai usia prasekolah untuk membedakannya dari saat dimana anak dianggap cukup tua, bauk secara fisik dan mental, untuk menghadapi tugas-tugas pada saat mereka mulai mengikuti pendidikan formal. Anak yang mengikuti taman indria atau taman kanak-kanak, tekanan dan harapan yang dikenakan kepada anak-anak sangat berbeda dengan apa yang dialaminya pada saat memulai pendidikan formal di kelas satu. Awal masa kanak-kanak, baik di rumah maupun di lingkungan prasekolah, merupakan masa persiapan.
-          Sebutan yang Digunakan Para Ahli Psikologi
Salah satu sebutan yang banyak digunakan adalah usia kelompok, masa dimana anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu mereka masuk kelas satu.
Karena perkembangan utama yang terjadi selama awal masa kanak-kanak berkisar di seputar penguasaan dan pengendalian lingkungan, banyak ahli psikologi melabelkan awal masa kanak-kanak sebagai usia menjelajah, sebuah label yang menunjukkan bahwa anak-anak ingin mengetahui keadaan lingkungannya, bagaimana mekanismenya, bagaimana perasaannya dan bagaimana ia dapat menjadi bagian dari lingkungan. Salah satu cara yang umum dalam menjelajahi lingkungan adalah dengan bertanya :  jadi periode ini sering disebut usia bertanya.
Yang paling menonjol dalam periode ini adalah meniru pembicaraan dan tindakan orang lain. Oleh karena itu, periode ini juga dikenal sebagai usia meniru. Namun meskipun kecenderungan ini tampak kuat tetapi anak lebih menunjukkan kreativitas daalm bermain selama masa kanak-kanak dibandingkan dengan masa lain dalam kehidupannya. Dengan alasan ini, ahli psikologi juga menamakan periode ini sebagai usia kreatif.

B.     Perkembangan Fisik
Pertumbuhan selama awal masa kanak-kanak berlangsung lambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan masa bayi. Awal masa kank-kanak merupakan masa pertumbuhan yang relatif seimbang meskipun  terdapat perbedaan musim; bulan juli sampai pertengahan desember merupakan saat yang terbaik untuk peningkatan berat badan dan april sampai pertengahan agustus untuk peningkatan tinggi tubuh.
Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya. Dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh, baik menyangkut ukura berat dan tinggi, maupun kekuatannya memungkinkan anak untuk dapat lebih mengembangkan ketrampilan fisiknya, dan ekplorasi terhadap lingkungannya dengan tanpa bantuan dari orang tuanya.
Proporsi tubuhnya berubah secara drastis, seperti pada usia 3 tahun, rata-rata tingginya sekitar 80-90 cm, dan beratnya sekitar 10-13 kg, sedang pada usia 5 tahun, tingginya sudah mencapai sekitar 100-110 cm. Tulang kakinya tumbuh dengan cepat, namun pertumbuhan tengkorak tidak secepat usia sebelumnya. Pertumbuhan giginya semakin lengkap/komplit, sehingga dia sudah menyenangi makanan padat, seperti daging, sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan.
Pertumbuhan otaknya pada usia 5 tahun sudah mencapai 75 % dari ukuran orang dewasa, dan 90 % pada usia 6 tahun. Disamping itu, pada usia ini banyak juga perubahan fisilogis lainnya seperti 1) pernafasan menjadi lebih lambat dan mendalam, 2) denyut jantung lebih lambat dan menetap.
Perkembangan fisik anak sangat diperlukan gizi yang cukup baik protein (untuk membangun sel-sel tubuh), vitamin dan mineral (untuk pertumbuhan struktur tubuh), dan karbohidrat (untuk energi). Menurut penelitian Mederith (Ambron,1981:259) anak-anak yang hidupnya ditimpa kemiskinan/kemelaratan baik di Afrika, India, Pakistan, maupun Amerika Selatan, tubuhnya pendek-pendek, dan kurus-kurus apabila dibandingkan dengan anak-anak lainnya.
Kekurangan gizi (malnutrisi) dapat mengakibatkan kecacatan fisik dan kelemahan mental lebih jauh anak akan rentan (mudah terkena) penyakit atau infeksi, baik mata, telinga, maupun sistem pernapasan. Mereka kurang memiliki kemampuan atau kesiapan fisik.
Perkembangan fisik anak ditandai juga dengan perkembangannya kemampuan dan ketrampilan motorik baik kasar ataupun lembut.
Dalam rangka membantu perkembangan fisik anak maka guru taman kanak-kanak seyogyanya memberikan bimbingan kepada mereka agar memiliki kesadaran akan kemampuan sensorisnya, dan juga memiliki sikap yang positif terhadap dirinya. Bimbingan guru itu berkaitan dengan pengembangan aspek-aspek berikut:
a.       Pengenalan/pengetahuan akan namanya dan bagian-bagian tubuhnysa.
b.      Kemampuan untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi tubuh.
c.       Pemahaman bahwa walaupun setiap individu berbeda dalam penampilannya, seperti perbedaan dalam warna rambut, kulit dan mata, atau tingginya, namun semua orang memiliki kesamaan karakteristik fisik yang sama.
d.      Menerima bahwa semua orang memiliki keterbatasan dalm kemampuannya, seperti setiap orang dapat berjalan, berlari atau melompat, tetapi tidak ada seorang pun yang dapat terbang.
e.       Kemampuan untuk memahami bahwa tubuh itu berubah secara konstan, dan pertumbuhan fisik berawal dari kelahiran dan berakhir dengan kematian.
f.       Pemahaman akan pentingnya tidur, dan juga sebagai dua siklus kehidupan yang penting bagi kehidupan.
g.      Mengetahui kesadaran sensori (merasa, melihat, mendengar, mencium, dan menyentuh/meraba).
h.      Memahami keterbatasan fisik, seperti lelah, sakit, dan melemah (Aundrey Curtis, 1998).
C.    Perkembangan Intelektual
Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada usia ini berada pada periode preoperasional, yaitu tahapan dimana anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis. Yang dimaksud dengan operasi adalah kegiatan-kegiatan yang diselesaikan secara mental bukan fisik. Periode ini ditandai dengan berkembangnya representasional, atau “symbolic function” yaitu kemampuan menggunakan sesuatu untuk merepresentasikan (mewakili) sesuatu yang lain dengan menggunakan simbol (kata-kata, gesture/bahasa gerak, dan benda).
Meskipun berpikir melalui simbol dipandang lebih maju dari berpikir periode sensorimotor, namun kemampuan berpikir ini masih mengalami keterbatasan. Keterbatasan yang menandai, atau yang menjadi karakteristik periode preoperasional adalah sebagai berikut:
a.       Egosentrisme, yang maksudnya bukan “ selfishness” (egois), atau arogan (sombong), namum merujuk kepada 1) diferensiasoi diri, lingkungan orang lain yang tidak sempurna, dan 2) kecenderungan untuk mempersepsi, memahami dan menafsirkan sesuatu berdasarkan sudut pandang sendiri.  Ia berpendapat, bahwa pribadinya adalah satu dan berpadu erat dengan lingkungannya, ia belum mampu memisahkan diri sendiri dari lingkungannya.
b.      Kaku dalam berpikir  , salah satu karekteristik berfikir pre operasional adalah kaku (frozen). Salah satu contohnya , berfikirnya itu bersifat centration (memusat ), yaitu kecenderungan berfikir atas dasar satu dimensi , baik mengenai objek maupun peristiwa ,dan tidak menolak dimensi-dimensi lainnya.contohnya,piaget memper lihatkan dua gelas yang berisi cairan yang sama tingginya. Kepada anak ditannyakan apakah kedua gelas itu ber isi jumlah cairan yang sama dengan mudahnya anak itu menjawabnya. Berikutnya kepada anak diminta untuk menuang sendiri salah satu isi dari kedua gelas itu ke gelas lain yang lebih pendek dan lebih besar.kepada anak ditanyakan ulang, mana yang lebih banyak isinya : gelas yang semula atau gelas yang baru. Anak menjawab bahwa jumlah cairan pada gelas semula lebih banyak,karna permukaan cairannya lebih tinggi. Disini terlihat kemampuan anak dan terpusat hanya satu dimensi, yaitu tinggi.
c.       Semilogical reasoning. Anak anak mencoba  untuk menjelaskan peristiwa peristiwa alam yang misterius, yang dialminya dalam kehidupan sehari hari.

D.     PERKEMBANGAN EMOSIONAL

Selama awal masa kanak-kanak emosi sangat kuat. Saat ini merupakan saat  ketidakseimbangan karena anak-anak “keluar dari fokus”, dalam arti bahwa ia mudah terbawa ledakan-ledakan emosional sehingga sulit dibimbing dan diarahkan. 
Beberapa jenis emosi yang berkembang pada masa anak, yaitu sebagai berikut:
a.       Takut, yaitu perasaan terancam oleh suatu objek yang dianggap membahayakan. Pembiasaan, peniruan, dan ingatan tentang pengalaman yang kurang menyenangkan berperan penting dalam menimbulkan rasa takut, seperti cerita-cerita,  Rasa takut terhadap sesuatu berlangsung melalui   tahapan :
1.)          Mula mula tidak takut, karena anak belum sanggup melihat kemungkinan bahaya yang terhadap  dalam objek.
2.)          Timbul rasa takut setelah mengenal adanya bahaya.
3.)          Rasa takut bisa hilang kembali setelah mengetahui cara-cara menghindar dari bahaya.
b.      Cemas, yaitu perasaan takut yang bersifat khayalan, yang tidak ada objeknya. Contoh perasaan cemas : anak takut berada di dalam kamar yang gelap, takut hantu, dan sebagainya.
c.       Marah, merupakan perasaan tidak senang, atau benci baik terhadap orang lain, diri sendiri, atau objek tertentu, yang diwujudkan dalam bentuk verbal (kata-kata kasar/ makian/ sumpah serapah ), atau nonverbal ( seperti mencubit, memukul, menampar, menendang, dan merusak). Pada masa ini rasa marah sering terjadi karena :
1.)      Banyak stimulus yang menimbulkan rasa marah, dan
2.)       Banyak anak yang menemukan bahwa marah merupakan cara yang baik untuk mendapatkan perhatian atau memuaskan keinginannya.
d.      Cemburu, yaitu perasaan tidak senang terhadap orang lain yang dipandang telah merebut kasih sayang dari seseorang yang telah mencurahkan kasih sayang kepadanya. Perasaan cemburu ini di ikuti dengan ketegangan, yang biasanya dapat diredakan dengan reaksi-reaksi :
1.)      Agresif atau permusuhan terhadap saingan;
2.)      Regresif, yaitu perilaku kekanak-kanakan, seperti ngompol, atau mengisap jempol;
3.)      Sikap tidak peduli;
4.)      Menjauhkan diri dari saingan.
e.       Kegembiraan, kesenangan, kenikmatan, yaitu perasaan yang positif, nyaman, karena terpenuhi keinginannya.
f.       Kasih sayang, yaitu perasaan senang untuk memberikan perhatian, atau perlindungan terhadap orang lain, hewan atau benda. Kasih sayang anak kepada orang tua atau saudaranya, amat dipengaruhi oleh iklim emosional dalam keluarganya. Apabila orang tua dan saudaranya menaruh kasih sayang kepada anak, maka dia pun akan menaruh kasih sayang kepada mereka.
g.      Phobi, yaitu perasaan takut terhadap objek yang tidak patut untuk ditakutinya (takut yang abnormal) seperti takut ular, takut kecoa, dan takut air.  Perasaan ini muncul akibat perlakuan orang tua yang suka menakut-nakuti anak, sebagai cara orang tua untuk menghukum, atau menghentikan perilaku anak yang tidak disenanginya.
h.      Ingin tahu (curiosity), yaitu perasaan ingin mengenal, mengetahui segala sesuatu atau objek-objek, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Perasaan ini ditandai dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan anak. Seperti anak bertanya tentang : dari mana dia berasal, siapa Tuhan, dan di mana Tuhan berada. Masa bertanya (masa haus nama ) ini dimulai pada usia 3 tahun dan mencapai puncaknya pada usia sekitar 6 tahun.
Perkembangan emosi yang sehat sangat membantu bagi keberhasilan anak belajar. Oleh karena itu, dalam rangka mengembangkan emosi anak yang sehat, guru-guru ( di taman kanak-kanak ) seyogianya memberikan bimbingan kepada mereka, agar mereka dapat mengembangkan hal-hal berikut.
a.       Kemampuan untuk mengenal, menerima, dan berbicara tentang perasaan-perasaannya.
b.      Menyadari bahwa ada hubungan antara emosi dengan tingka laku sosial.
c.       Kemampuan untuk menyalurkan keinginannya tanpa mengganggu perasaan orang lain.
d.      Kemampuan untuk peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain.



E.     PERKEMBANGAN BAHASA
Perkembangan bahasa anak usia prasekolah, dapat diklasifikasikan ke dalam dua tahap ( sebagai kelanjutan dari dua tahap sebelumnya) yaitu sebagai berikut :
a.       Masa ketiga (2,0-2,6) yang bercirikan
1)      Anak sudah mulai bisa menyusun kalimat tunggal yang sempurna.
2)      Anak sudah mampu memahami tentang perbandingan, misalnya burung pipit lebih kecil dari burung perkutut, anjing lebih besar dari kucing.
3)      Anak banyak menanyakan nama dan tempat : apa, di mana, dan dari mana.
4)      Anak sudah banyak menggunakan kata-kata yang berawalan dan yang berakhiran.
b.      Masa keempat (2, 6-6, 0 ) yang bercirikan
1)      Anak sudah dapat menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya.
2)      Tingkat berfikir anak sudah lebih maju, anak banyak menanyakan soal waktu – sebab akibat melalui pertanyaan-pertanyaan : kapan ke mana,  mengapa, dan bagaimana.
Untuk membantu perkembangan bahasa anak, atau kemampuan berkomunikasi maka orang tua dan guru Taman-Kanak-Kanak seyogianya memfasilitasi, memberi kemudahan, atau  peluang kepada anak dengan sebaik-baiknya. Berbagai peluang itu di antaranya sebagai berikut :
a.       Bertutur kata yang baik dengan  anak
b.       Mau mendengarkan pembicaraan anak
c.       Menjawab pertanyaan anak (jangan meremehkannya)
d.      Mengajak berdialog dalam hal-hal sederhana, seperti memelihara kebersihan rumah, sekolah, dan memelihara kesehatan diri
e.       Di Taman Kanak-Kanak, anak dibiasakan untuk bertanya, mengekspresikan keinginannya, menghafal dan melantunkan lagu dan puisi.

F.     PERKEMBANGAN SOSIAL
Tanda-tanda perkembangan sosial pada tahap ini adalah :
a.       Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan bermain.
b.      Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan.
c.       Anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain
d.      Anak mulai dapat bermain bersama anak-anak lain, atau teman sebaya (peer group).
Jenis hubungan sosial lebih penting dari pada jumlahnya. Kalau anak menyenangi hubungan dengan orang lain meskipun hanya kadang-kadang saja, maka sikap terhadap kontak sosial mendatangkan lebih baik dari pada hubungan sosial yang sering tetapi sifat hubungannya kurang baik. Anak yang lebih menyukai interaksi dengan manusia dari pada benda akan lebih mengembangkan kecakapan sosial sehingga mereka lebih populer daripada anak yang interaksi sosialnya terbatas.
G.    PERKEMBANGAN BERMAIN
Usia anak  prasekolah dapat dikatakan sebagai masa bermain, karena setiap waktunya diisi dengan kegiatan bermain. Yang dimaksud dengan kegiatan bermain disini adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan kebebasan batin untuk memperoleh kesenangan.
Secara psikologis dan pedagogis, bermain bermain mempunyai nilai-nilai yang sangat berharga bagi anak, di antaranya :
a.       Anak memperoleh perasaan puas, senang, bangga, atau berkatarsis (peredaan ketegangan)
b.      Anak dapat mengembangkan sikap percaya diri, tanggung jawab, dan kooperatif (mau bekerja sama)
c.       Anak dapat mengembangkan daya fantasi, atau kreativitas  (terutama permainan fiksi dan konstruksi)
d.      Anak dapat mengembangkan sikap sportif, tenggang rasa atau toleran terhadap orang lain.

H.    PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Polan kepribadian mulai berbentuk dalam awal masa kanak-kanak. Karena orang tua, saudara-saudara kandung dan sanak saudara yang lainnya merupakan dunia sosial bagi anak-anak, maka bagaimana perasaan mereka kepada anak-anak dan bagaimana perlakuan mereka merupakan faktor penting dalam pembentukan konsep-diri, yaitu inti pola kepribadian.
Dengan berjalannya periode awal masa kanak-kanak, anak semakin banyak berhubungan dengan teman-teman sebayanya, baik di lingkungan tetangga, di lingkungan prasekolah atau di pusat perawatan anak. Sikap dan cara teman-teman memperlakukannya mulai membawa pengaruh dalam konsep-diri, pengaruh mana dapat mendorong atau melawan dan bertentangan dengan pengaruh-pengaruh dari keluarga.  Sikap awal teman-teman, seperti halnya sikap anggota-anggota keluarga yang berarti, berperan penting karena sekali dasar untuk konsep diri telah diletakkan maka agak sulit untuk dirubah.

I.       PERKEMBANGAN MORAL
Awal masa kanak-kanak ditandai dengan apa yang oleh Piaget disebut “moralitas melalui paksaan”. Dalam tahap perkembangan moral ini anak-anak secara otomatis mengikuti peraturan-peraturan tanpa berfikir atau menilai, dan ia menganggap orang-orang dewasa yang berkuasa sebagai maha kuasa. Ia juga menilai  semua perbuatan sebagai benar atau salah berdasarkan akibat-akibatnya dan bukan berdasarkan pada motivasi yang mendasarinya.  Menurut sudut pandang anak-anak, perbuatan yang “salah” adalah yang mengakibatkan hukuman, baik oleh orang lain maupun oleh faktor-faktor alam atau gaib.
Dalam rangka membimbing perkembangan moral anak prasekoalh ini, sebaiknya orang tua atau guru-guru TK, melakukan upaya-upaya sebagai berikut :
a.       Memberikan contoh atau teladan yang baik, dalam berperilaku atau bertutur kata.
b.      Menanamkan kedisiplinan kepada anak, dalam berbagai aspek kehidupan, seperti memelihara kebersihan atau kesehatan, dan tata-krama atau berbudi pekerti luhur.
c.       Mengembangkan wawasan tentang nilai-nilai moral kepada anak, baik melalui pemberian informasi, atau melalui cerita, seperti tentang : riwayat orang-orang yang baik (para nabi dan pahlawan), dunia binatang yang mengisahkan tentang nilai kejujuran, kedermawanan, kesetiakawanan atau kerajinan.

J.      PERKEMBANGAN KESADARAN BERAGAMA
Kesadaran beragama pada usia ini ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Sikap keagamaannya bersifat reseptif (menerima) meskipun banyak bertanya.
b.      Pandangan ketuhanannya bersifat anthropormorph (dipersonifikasikan)
c.       Penghayatan secara rohaniyah masih superficial (belum mendalam)
d.      Hal ketuhanan dipahamkan secara ideosyncritic (menurut khayalan pribadinya) sesuai dengan taraf berfikirnya yang masih bersifat egosentrik (memandang segala sesuatu dari sudut dirinya).
Baca >>




Bermain adalah dunia anak-anak. Bermain sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangannya. banyak manfaat bisa didapatkan antara lain :
1.  Bermain menjadi sarana penyaluran energi anak yang sangat besar,
2.  Bermain membuat anak anak menjadi lebih ceria dan bersemangat,


3.  Bermain mengajarkan anak untuk melakukan peranan untuk melakukan kegiatan bersama dengan lawan bermainnya..
Bermain memang bukan kegiatan serius, harus fun. Meski demikian, lewat bermain anak juga menyerap pengetahuan dan belajar menyelesaikan masalah. Sebetulnya,  tanpa atau dengan orang tua, anak tetap bisa bermain. Tapi, jika orang tua mau melibatkan diri dalam permainan anak, ternyata banyak nilai plus didapatkan, baik untuk orang tua sendiri maupun bagi anak.

Memang, membiarkan anak bermain sendiri sah-sah saja. Lagipula, anak terkadang membutuhkan bermain sendirian untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitasnya. Tapi, bukan berarti itu Anda tak perlu melibatkan diri dalam permainan anak-anak. Alasan bahwa anak sudah banyak teman bermain di sekolah dan di rumah, atau merasa bahwa Anda bukan tipikal orang tua yang fun untuk bermain, juga bukan alasan Anda men-shut down main bersama anak. Mengapa anak jangan selalu dibiarkan main sendirian? Ini beberapa alasannya:

a.  Tak semua permainan itu aman. Alat permainan secara tak sengaja bisa berbahaya bagi anak, misalnya karena tak pernah ikut bermain di taman. Anda tak tahu bahwa permainan ayunan yang suka dimainkan anak itu ada bagian besinya yang berkarat dan berpotensi melukai anak.

b.  Tak bisa tahu permainan atau mainan favorit anak. Maksud hati menyenangkan anak, tapi ternyata Anda malah memilihkan mainan yang terlalu rumit, atau sebaliknya terlalu mudah, sehingga anak pun bosan. Anda tak akan tahu tentang hal itu jika tak mengajaknya memainkan permainan itu.

c.  Bahaya efek negatif permainan. Anak bisa saja diam-diam telah mengunduh game yang bersifat destruktif, seperti game perkelahian dan tembak-tembakan yang berdarah-darah dan mengandung unsur kekerasan dan bullying. Games semacam ini bukannya mendidik, justru memancing sikap agresif dan kasar.

d.  Mainan mahal dan menarik sekalipun tidak akan terasa menyenangkan jika dimainkan sendirian. Apa artinya mobil mainan lengkap/ leggo yang komplit jika hanya di mainkan sendiri.. anak akan lebih semangat jika ada lawan bermainnya,, mereka akan lebih punya kompetensi untuk bersaing dengan lawan mainnya dalam memainkan permainan tersebut..

Baca >>